Bagai Sayap Burung yang Patah

 

 Hari ini saya menulis hal yang terjadi pada saat ini, hari ini hari ulang tahun saya, mendung, gemuruh, tetapi hujan tak kunjung turun, ini mungkin mengekspresikan hati saya,. Alam mungkin mengenal saya lebih baik. 

2 sahabat terbaik mengucapkan selamat ulang tahun pagi ini, dan yang satu nya lagi belum ngucapin karena saya tahu dia sedang sibuk menjaga adiknya di Rumah Sakit terkemuka di Medan. Namun saya tahu apapun yang terjadi sahabat2 saya selalu mendoakan yang terbaik buat saya.

Hujan mulai turun, seperti air yang jatuh dari mata menunggu seseorang yang tak kunjung hadir, merintik-rintik di atap rumah dan di dahan.

Berdiam diri saya di kamar menunggu sesuatu yang tidak mungkin hadir, namun menunggu adalah hal yang biasa bagi saya, dan saya terbiasa dalam hati tersebut.

Siang hari mulai tiba, bergegas saya mencuci pakaian, karena hujan mulai mereda. Tak lama hujan berhenti, matahari mulai memancarkan sinarnya. Berbeda dengan hati saya tetap saja mendung dan gerimis di pipi ini.

Saya mulai menjemur pakaian yang telah saya cuci hingga selesai, seperti aktivitas biasanya. Bukan hal yang aneh bagi saya karena kami memang hidup begitu sederhana, apa-apa saya melakukan sendiri tanpa bantuan siapapun.

Selang beberapa waktu saya tertidur karena begitu lelahnya, bisa-bisa nya saya bermimpi sangat aneh. Saya bermimpi saya sedang dirumah seseorang yang tidak saya kenal, di sana saya melihat ada lantai keramik yang retak dan berair, ketika saya melihatnya kembali tiba-tiba lantai itu semakin retak dan pecah. saya terkejut dan takut melihatnya. setelah itu lantai yang pecah tersebut menyeluarkan air (tetapi tidak meluap), lama- kelamaan air itu semakin banyak dan....... dan...... dengan takutnya saya melihat ada sebuah hewan laut yang hitam besar namun badannya tipis, seperti ikan pari tetapi mulutnya panjang dan kecil. anehnya saat itu saya tidak lari, saya lalu melihat ke atas langit dan saya melihat ada burung yang sangat besar melewati saya dengan paruhnya yang sangat panjang,. Tersentak bangun dari tidur, tidak tahu arti mimpi itu,. Saya berdoa pada Allah semoga tidak ada apa-apa dan semua akan baik-baik saja.

Di sosial media saya, beberapa orang mengucapkan ucapan selamat pada saya, dan seseorang yang saya tunggu- tunggu juga mengucapkan selamat ulang tahun buat saya, hati senang bercampur pilu karena begitu sedihnya saya saat dia mengucapkan selamat namun hatinya tidak untuk saya. Hati, rasa, air mata , semua bercampur aduk hingga dada saya terasa begitu sesak.

Dalam hati kecil tak ingin jauh darinya. Namun saya tak ingin menjadi wanita egois karena dia sudah memiliki wanita pilihan nya. Saya juga wanita, saya tak ingin wanita lain merasakan seperti apa yang saya rasakan.

Saya tak tahu akan seperti apa akhirnya, karena saya dan dia belum berkomunikasi secara langsung. Akankah semua berakhir? Saya juga tak tahu seperti apa.

Yang jelas adalah apapun alasannya saya tidak marah pada siapapun, karena ketika kata hati berbicara angin pun tidak sanggup berhembus didepan kita.

Bagaikan seperti burung yang patah sayapnya,, meski pun masih bisa berjalan namun tak bisa untuk terbang seperti biasa, lemah tiada semangat dalam dirinya.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips untuk membuat Wajah Glow-up

Hujan Nostalgia Senja

My Hero dan Penyemangat nya