Merangkai Kasih di Jarum Suntik

Tak seindah yang dibayangkan namun tak seburuk yang difikirkan,. Tiga tahun lalu berawal dari kata "hy", hingga kini masih menjalin kasih entah apa namanya.
Awal tahun kami mengenal saat itu dia masih memiliki seorang pasangan yang sangat dicintai nya, namun ntah apa masalah hubungan mereka pasangan nya begitu kasar terhadap nya, dan itu bukan urusan saya. 
Hari berganti hari aku mulai mengenal nya dengan begitu baik. Dia ada seorang pria yang memiliki satu anak asuh, dia seorang yang pekerja keras untuk melayani masyarakat, bagi nya pekerjaan nya adalah prioritas utama nya sedang yang lain nomor 2. Namun saya katakan padanya sesibuk apapun kamu menolong orang, tolonglah dirimu sendiri dengan tidak meninggalkan shalat 5 waktumu. 
Saat itu tepat nya di bulan Maret 2 tahun lalu, saya magang di sebuah bank syariah , untuk pertama x nya saya ingin bertemu dengan nya. Namun dia mengatakan "maaf bukan tak ingin bertemu, banyak masalah klinik yang belum selesai", saya berfikir mungkin iya karena saya tahu dia sangat sibuk dengan pasien nya. Hari-hari saya lewati hubungan bersamanya tanpa melihat wajahnya langsung ataupun lewat sosial media, saya hanya bisa mendengar suara nya,. Kasih sayang, perhatian saya terhadap nya, membuat saya tak bisa marah atau pun pergi dari. Karena bagi saya kebahagiaan nya jauh lebih penting dari kebahagiaan saya sendiri.
Tak ada alasan untuk marah, tak ada alasan saya benci, tak ada alasan saya menangis karena yang mencintai dan menyayangi bukan dia.
2 tahun berlalu menjalin komunikasi dengan nya, ketika ada malasah kami tidak pernah bertengkar ataupun marah, kami hanya mencari solusi untuk hal apapun, dalam pekerjaan nya, pertemanannya dengan yang lain, ataupun tentang kebohongan yang pernah dia lakukan. Bagi saya marah dalam seperti ini gak penting, yang terpenting adalah ada solusi di setiap situasi,.
Hari-hari berlalu dia dengan aktivitas sebagai dokter spesialis bedah dan saya mempersiapkan untuk sarjana saya, waktu itu saya kuliah di jurusan ekonomi sedang dia sudah bekerja di tenaga kesehatan,, dari pendidikan kami berbanding terbalik namun dalam sikap sosial dan lainnya kami satu sikap dan kami memiliki prinsip yang sama  yaitu: ingin selalu membahagiakan dan membantu orang di sekelilingnya kami.
Setelah selesai kuliah, saat wisuda saya ingin dia hadir di saat saya mendapat gelar S.E  , tetapi disaat yang sama dia tidak bisa meninggalkan tugasnya karena situasi nya dia sedang ada operasi besar dan perjalanan dia ke tempatku itu lebih dari 7 jam perjalanan. 
Sedih banget memang namun dia hanya mengirimkan foto sedang dinas, dan mengucapkan kata-kata selamat dan doa buat saya. Meskipun begitu saya tetap senang setidaknya dia masih perduli dengan saya, saya paham apapun tentang nya walau kadang saya sering mengirim pesan yang gak jelas dia tetap diam karena sebenarnya dia tahu kami tak ingin pergi satu sama lain meksi terkadang begitu banyak badai menerpa saat itu.
Saya telah tamat kuliah, saya ingin bekerja, semua bank swasta saya coba untuk memasukkan surat lamaran, tetapi sayangnya wabah virus pun hadir dan menutup semua kemungkinan untuk saya bekerja di kantor. 
Kemudian saya minta bantuan terhadap nya namun dia tak memperdulikan saya untuk bekerja, saat itu saya merasa mungkin benar dia memang tak punya hati buat saya, dia tak memberi saya pekerjaan tak pula memberi saya uang jajan. Bukan masalah sebenarnya karena orang tua masih sanggup biayain kebutuhan saya.
Tahun lalu tepat nya tahun 2020, itu saat2 saya membutuhkan bantuan karena keluarga lagi krisis ekonomi, saya pun tidak bekerja yang menghasilkan uang, saya juga meminta bantuannya untuk kedua kalinya, ternyata hasilnya sama saja, dia tak juga mencarikan saya pekerjaan padahal dia punya klinik sendiri, sedih memang mengharapkan bantuan dari orang yang di cintai, namun tidak ada keperdulian darinya, karena saya tahu ketika dia menyayangi seorang wanita apapun dia lakukan untuk wanita yang di sayangnya, tetapi itu bukan saya.
Berlinang air mata, berderai seperti hujan takkan bisa menggambarkan kesedihan ini, apalah daya apapun yang terjadi saya tak berhak marah ataupun membenci karena yang mencintai adalah saya bukan dia.
Hari berlalu masalah ekonomi keluarga selesai dengan ayah menjual mobil kesayangan nya, sedih rasanya memang, namun apa boleh buat semua telah terjadi.
Setelah itu di hari berikutnya sama seperti biasa kami selalu berkomunikasi dengan baik dan lain sebagainya. 
Saya tahu hubungan kami memang tak memiliki nama, tak memiliki angka, ataupun tak memiliki kata.
Saya tak pernah menyesal menaruh hati pada seseorang yang tidak punya hati untuk saya, karena saya tahu bahwa Tuhan yang membolak-balik hati, mungkin saat ini hati saya masih untuk nya mungkin besok hati saya buat yang lain, entahlah hanya Allah yang menentukan.
Sekarang tepat 3 tahun pengenalan kami, umur saya dan dia terus berlanjut, saya tahu dia memiliki seseorang yang spesial dekat dengan nya, meskipun dia selalu menutupinya namun hati wanita itu kuat dalam segala hal. Kami para wanita memiliki insting yang kuat, saya hanya pura-pura tidak tahu agar semua baik-baik saya.
Komunikasi kami mulai berkurang, meski hati ini masih selalu untuk nya namun saya tak sanggup untuk berkata karena ketidak jujuran darinya, nasi telah menjadi bubur, semua telah tampak terlihat dan hati berkata seperti awalnya sudah ikhlas kan saya agar dia yang kamu cintai bahagia. 
Dan hari ini 12 Maret 2021 perasaan saya benar dia memiliki seseorang yang dekat dengan nya, namun saya tak punya hak untuk marah, tidak ada alasan untuk membenci karena ini masalah hati.
Saya juga punya hati yang ingin bahagia, saya bukan wanita seperti yang lain, yang bisa mempermalukan orang lain di sosial media miliknya. Bagi saya biasa dia dan wanita pilihan nya bahagia, karena sekarang yang saya fikirkan anak yang di asuhnya mendapat kasih sayang orang tua yang lengkap.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips untuk membuat Wajah Glow-up

Hujan Nostalgia Senja

My Hero dan Penyemangat nya